Mengenal Hasto Kristiyanto: Perjuangan dan Inspirasi
Kasus Hasto Kristiyanto
Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDIP, baru-baru ini ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kasus yang menjeratnya terkait dengan dugaan penerimaan suap terhadap Wahyu Setiawan Komisioner KPU RI 2017-2022 atas pergantian antarwaktu (PAW) Anggota DPR RI terhadap Harun Masiku. Selain itu, Hasto juga dituduh melakukan tindak pidana penghalangan penyidikan KPK.
Sikap Hasto Kristiyanto
Menanggapi statusnya sebagai tersangka, Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa ia tidak akan pernah patah semangat dalam perjuangan. Bagi Hasto, masuk penjara merupakan bagian dari pengorbanan demi mencapai cita-cita. Ia berkomitmen untuk tidak menyerah dengan segala bentuk intimidasi baik secara formal maupun nonformal.
Inspirasi dari Bung Karno
Dalam menghadapi cobaan ini, Hasto Kristiyanto mengambil inspirasi dari Bung Karno, Presiden pertama RI. Ia mencatat bahwa Bung Karno pernah mengatakan bahwa masuk penjara adalah bagian dari pengorbanan cita-cita. Sebagai seorang murid Bung Karno, Hasto mengikuti jejak sang proklamator dan menjadikan buku karya Cindy Adams berjudul “Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia” sebagai kitab perjuangannya dan kader PDIP.
Prinsip Nonkooperatif Bung Karno
Hasto Kristiyanto juga mengingatkan bahwa ketika mendirikan PNI, Bung Karno menerapkan prinsip nonkooperatif. Prinsip ini dipegang demi cita-cita Indonesia merdeka, demi rakyat berdaulat bisa berserikat, berkumpul, dan menyampaikan pendapatnya. Sebagai seorang pemimpin dan tokoh politik, Hasto berusaha menerapkan nilai-nilai tersebut dalam perjuangannya.
Kesimpulan
Dengan kasus yang menjeratnya, Hasto Kristiyanto tetap berpegang pada prinsip dan semangat perjuangan. Ia mengambil inspirasi dari tokoh-tokoh besar seperti Bung Karno untuk terus melangkah maju demi cita-cita yang lebih besar. Semoga kita semua dapat belajar dari perjuangan Hasto Kristiyanto dan menjadikannya sebagai motivasi untuk terus berjuang demi kebaikan dan keadilan.