Perilaku Gus Miftah yang Menuai Kontroversi
Belakangan ini, pembahasan mengenai perilaku Utusan Khusus Presiden, Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah belum kunjung selesai. Sorotan terus mengalir terkait penceramah kontroversial ini, yang dikenal dengan gaya berambut gondrong dan kacamata gelapnya.
Video Lawas Gus Miftah Viral di Media Sosial
Salah satu sorotan yang mencuat adalah sejumlah video lawas Gus Miftah yang kini mulai tersebar luas di media sosial. Salah satunya adalah video saat dia berdialog dengan pelawak senior, Yati Pesek. Video ini dibagikan oleh pegiat media sosial, Zulfikar Akbar, melalui akun miliknya, @zoelfick.
Dalam video tersebut, terlihat Miftah dan Yati Pesek berdialog dalam bahasa Jawa dengan nada yang kontroversial. Mereka berbincang mengenai lagu dan melemparkan komentar yang dianggap tidak pantas oleh sebagian orang.
Reaksi Publik Terhadap Video Kontroversial Gus Miftah
Reaksi publik pun bermacam-macam terhadap video tersebut. Zulfikar Akbar, yang membagikan video tersebut, mengomentari bahwa perilaku Miftah dalam video tersebut cukup untuk memicu pembatalan terhadapnya. Menurutnya, tidak hanya satu atau dua orang yang menjadi korban dari perilaku semena-mena Miftah.
Dialog antara Miftah dan Yati Pesek dalam video tersebut juga menuai kontroversi. Banyak yang mengkritik Miftah atas komentarnya yang dianggap merendahkan dan tidak pantas. Bahkan, Zulfikar menyoroti usia Yati Pesek yang sudah tua, namun tetap mendapat perlakuan tidak pantas dari Miftah.
Kritik terhadap Perilaku Miftah
Zulfikar menegaskan bahwa Yati Pesek, dengan usia lebih dari 70 tahun, tidak seharusnya menjadi sasaran komentar merendahkan seperti yang dilontarkan oleh Miftah. Dia juga menyoroti bahwa Miftah, meskipun masih muda, seharusnya menghormati dan menghargai sesama, terlebih lagi orang-orang yang sudah berkontribusi dalam dunia seni dan budaya seperti Yati Pesek.
Kritik terhadap perilaku Miftah semakin menguat, dengan banyak orang menilai bahwa tindakannya tidak pantas dan tidak mencerminkan etika yang seharusnya dimiliki oleh seorang penceramah dan tokoh agama. Bagaimana pendapat Anda mengenai kontroversi ini?