Media Malaysia Menyoroti Sikap Gus Miftah yang Menghina Penjual Es Teh
Pada hari ini, media Malaysia kembali menyoroti kontroversi yang melibatkan Utusan Khusus Presiden di bidang Kerukunan Beragama, Gus Miftah. Sikapnya yang dianggap menghina penjual es teh di depan umum telah menimbulkan kecaman dan kekecewaan dari berbagai pihak.
Reaksi Media Malaysia
Dalam sebuah keterangan media yang diterbitkan di X, media Malaysia mengekspresikan ketidaksetujuan mereka terhadap komentar yang dilontarkan oleh Gus Miftah. Mereka menilai komentar tersebut tidak pantas dan tidak mencerminkan etika seorang pejabat negara.
“Geram tengok yang tergelak tu. Macam sial,” tulis @MALAYSIAVIRALLL dalam laman mereka pada tanggal 4 Desember 2024.
Selain itu, mereka juga mengingatkan agar budaya kurang terpuji yang ditunjukkan oleh Gus Miftah tidak ikut terbawa ke Malaysia. Mereka menegaskan harapannya agar budaya Indonesia yang kurang terpuji tidak merambah ke negara mereka.
Mereka mengungkapkan kekhawatiran akan penyebaran sikap kasar yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai kesopanan yang seharusnya dianut oleh setiap individu.
Kontroversi Video Gus Miftah
Kontroversi yang melibatkan Gus Miftah tidak hanya terjadi sekali. Sebelumnya, ia menjadi sorotan setelah video pengajian viral di media sosial menunjukkan sikapnya yang dianggap merendahkan seorang pedagang kecil di tengah-tengah jamaah.
Dalam video tersebut, terlihat seorang penjual es teh dan air mineral berdiri di antara jamaah pengajian. Gus Miftah kemudian mengarahkan pertanyaan kepada pedagang tersebut dengan nada yang dianggap merendahkan.
“Es tehmu sih akeh (masih banyak) nggak? ya sana jual (goblok,red),” ujar Gus Miftah dalam video tersebut, yang langsung mendapat sorakan dari jamaah yang hadir.
Pendakwah yang juga merupakan Utusan Khusus Presiden ini melanjutkan komentarnya dengan meminta pedagang itu kembali berjualan dan menerima nasib jika dagangannya tidak laku.
Penyebaran Sikap Kasar
Reaksi negatif terhadap sikap Gus Miftah tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga mendapat perhatian dari media Malaysia. Mereka menyoroti bahaya penyebaran sikap kasar dan tidak pantas yang bisa merusak nilai-nilai kesopanan dalam masyarakat.
Media Malaysia menegaskan pentingnya menjaga etika dan sikap yang baik dalam berinteraksi dengan sesama. Mereka menekankan bahwa sikap seperti yang ditunjukkan oleh Gus Miftah tidak boleh ditoleransi karena dapat merusak hubungan antarindividu dan antarnegara.
Kesimpulan
Dengan adanya sorotan dari media Malaysia terhadap sikap Gus Miftah yang dianggap menghina penjual es teh, diharapkan hal ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak. Sikap yang menghargai sesama dan menjaga nilai-nilai kesopanan harus menjadi prinsip yang dijunjung tinggi dalam berinteraksi dengan orang lain.