Guru Honorer di Indonesia: Realita Penghasilan di Bawah Upah Minimum Terendah
Sebuah riset yang dilakukan oleh Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) dan GREAT Edunesia Dompet Dhuafa mengungkapkan fakta yang menyedihkan mengenai kondisi keuangan para guru honorer di Indonesia. Mayoritas dari mereka mendapatkan penghasilan yang jauh di bawah upah minimum terendah di Indonesia.
Penghasilan di Bawah Rp2 Juta per Bulan
Menurut survei yang dilakukan, sebanyak 42 persen guru honorer memiliki penghasilan di bawah Rp2 Juta per bulan. Bahkan, 13 persen dari mereka mendapatkan penghasilan di bawah Rp500 Ribu per bulan. Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan, mengingat biaya hidup yang semakin meningkat di Indonesia.
Rendahnya Tingkat Kesejahteraan
Responden yang merupakan Guru Honorer/Kontrak juga menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan mereka sangat rendah. Sebanyak 74 persen Guru Honorer/Kontrak memiliki penghasilan di bawah Rp2 Juta per bulan, dan 20,5 persen dari mereka bahkan masih berpenghasilan di bawah Rp500 Ribu. Angka-angka ini jauh di bawah Upah Minimum Kabupaten-Kota (UMK) 2024 terendah di Indonesia.
Tantangan Memenuhi Kebutuhan Hidup
Dengan jumlah tanggungan rata-rata 3 orang anggota keluarga, 89 persen guru merasa bahwa penghasilan dari mengajar tersebut tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hanya 11 persen yang mengaku cukup dan memiliki sisa. Hal ini menunjukkan betapa sulitnya para guru honorer untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Pekerjaan Sampingan Sebagai Solusi
Dengan tingkat penghasilan yang rendah, banyak guru honorer di Indonesia terpaksa mencari pekerjaan sampingan untuk menutupi kebutuhan hidup mereka. Hal ini menunjukkan betapa sulitnya kondisi keuangan para pendidik di negara ini, yang seharusnya dihargai dengan lebih baik.
Semoga dengan adanya kesadaran akan kondisi ini, pemerintah dan lembaga terkait dapat memberikan perhatian lebih kepada para guru honorer di Indonesia, yang telah berjuang keras dalam mendidik generasi bangsa.